.jpeg)
Oleh
Ayu Octavia Tanjung Putri, M.Sc
Widyaiswara Ahli Muda Balai Pelatihan Pertanian Lampung
A. Permasalahan Sampah
Sampah merupakan masalah bersama yang penting karena dapat merusak keseimbangan ekosistem lingkungan. Tercatat pada buku infrastruktur Indonesia pada tahun 1995 perkiraan timbunan sampah Indonesia sebesar 53,7 juta ton pada tahun 2020 (Mungkasa, 2004). Kondisi ini akan menjadi masalah besar dengan terbatasnya lahan kosong di kota besar.
Penerapan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) sampah merupakan salah satu program terbaik dalam rangka pelestarian lingkungan hidup karena mengedepankan penanganan sampah dari sumbernya. Pola pengolahan sampah di tempat dilakukan mulai dari pemilahan sampah, penggolongan sampah organik menjadi kompos serta pengelolaan sampah anorganik yang diharapkan selanjutnya dapat didaur ulang dengan melalui program bank daur ulang.
Setiap hari, manusia selalu menghasilkan limbah baik organik maupun anorganik. Hal ini mendasari perlu adanya pengelolaan terhadap kedua jenis sampah tersebut sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Salah satu pemanfaatan sampah organik adalah dengan membuat eco enzyme, sebuah cairan serbaguna dan kaya akan manfaat.
B. Pengertian Eco Enzyme
Eco enzyme adalah merupakan enzim atau ekstrak cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan alami, seperti protein tumbuhan, mineral dan hormon (sisa sayuran dan buah-buahan dengan substrat gula merah). Eco enzyme pertama diperkenalkan oleh Dr. Rasukon Poompanvong dari Thailand yang secara aktif meneliti bagaimana mengolah sisa bahan dapur yang tidak berguna menjadi enzim yang ramah lingkungan dan bermanfaat. Cairan eco enzyme ini berwarna jingga jernih kecoklatan dan memiliki aroma asam segar yang kuat.
C. Cara Kerja Eco Enzyme
Prinsip kerja eco enzyme mirip dengan pupuk organik cair, pestisida nabati, atau bahan organik cair lainnya. Sisa sayuran dan kulit buah- buahan akan difermentasi di dalam larutan air gula merah selama tempo waktu tertentu. Durasi fermentasi pembuatan eco enzyme lebih lama dibandingkan dengan waktu fermentasi pupuk organik cair, hal ini dikarenakan tujuan yang akan dituju berbeda, jika pupuk organik cair adalah cairan dari hasil fermentasi sampah organik yang diperkaya dengan mikroba, maka eco enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi lanjutan, sehingga benar-benar keluar sari sari patinya. Dibeberapa penelitian diketahui eco enzyme menghasilkan senyawa antimikroba yang berguna.
Selama proses fermentasi ini terbentuk gas metana, karbondioksida, berbagai asam organik (asam asetat dan asam laktat dan lainnya) baik yang mudah menguap maupun yang tidak mudah menguap serta ozon (O3).
CO2 + N2O + O2 O3 + NO3 +CO3
Saat fermentasi ini, ozon yang dipancarkan darinya dapat memisahkan karbondioksida dan logam berat lainnya dari udara, sehingga panas yang terperangkap di atmosfer akan berkurang. Eco enzyme juga dapat mengubah amonia menjadi nitrat (NO3) yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, serta mengubah karbondioksida menjadi C03 yang dapat memberi makan tanaman, ikan dan makhluk hidup lainnya di lautan. Proses fermentasi ini dilakukan selama 90 hari untuk mendapatkan hasil fermentasi sempurna. Menurut literatur fermentasi eco enzyme berhasil jika terbentuk larutan berwarna jingga jernih kecoklatan, berbau seperti jeruk atau bau buah, dan memiliki pH di bawah 4. Enzim di eco enzyme ini akan tetap aktif bahkan di suhu 1000 C bila dalam kondisi tidak terpapar udara
D. Keunggulan Eco Enzyme
- Murah dan mudah dibuat oleh siapa saja
- Aman terhadap lingkungan
- Tidak membutuhkan lahan yang luas
- Tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu
- Memanfaatkan botol-botol plastik bekas
- Dapat menjadi growth factor tanaman
- Campuran deterjen pembersih lantai
- Pembersih sisa pestisida
- Dapat digunakan sebagai pestisida nabati
- Sebagai desinfektan/antiseptik untuk membersihkan luka dan
- Ampas dari eco enzyme bisa digunakan sebagai pupuk
E. Teknik Pembuatan Eco Enzyme
Pembuatan eco enzyme secara umum sangat sederhana dan memakai bahan baku yang sangat mudah diperoleh. Proses pembuatan eco enzyme dimulai dengan melakukan fermentasi pada suhu kamar terhadap sampah dapur, gula merah, dan air pada formula yang masing-masing dengan perbandingan 3:1:10
Bahan-bahan:
- Kulir buah-buahan yang tidak busuk dan bersih
- Sisa sayuran yang tidak busuk
- Gula merah atau gula aren
- Air sumur atau air matang, tidak menggunakan air berkaporit
Peralatan:
- Pisau
- Jerigen atau botol plastik bekas
- Talenan
- timbangan
Cara pembuatan:
- Cuci bersih sisa sayuran dan kulit buah yang sudah dipilih (tidak menggunakan yang busuk dan berpenyakit), cuci di air mengalir
- Tiriskan sebentar, kemudian perkecil ukurannya dengan cara dipotong-potong (tidak diblender, hanya di potong-potong kecil saja)
- Siapkan air di dalam jerigen atau botol plastik bekas, jangan gunakan botol kaca atau metal karena tidak dapat memuai
- Masukkan gula merah/aren, dan sisa sayuran atau kulit buah dengan perbandingan 10 : 1 : 3
- Kocok atau aduk wadah hingga gula benar-benar larut, kemudian tutup rapat
- Sisakan ruang kosong untuk udara di botolnya ya (tidak diisi full)
- Beri tanggal pembuatan ditiap wadahnya
- Fermentasi selama 90 hari dalam keadaan tertutup rapat.
Selama bulan pertama, setiap hari kita harus melepaskan gas yang dihasilkan dengan mebuka tutup wadah (cukup sehari sekali)
- Setelah 90 hari, saring dan cairan siap digunakan.
Jika cairan menjadi lebih semakin gelap atau menghitam, itu tandanya fermentasi dalam kondisi tidak baik, tambahkan lebih banyak gula merah dan biarkan itu terfermentasi kembali selama 90 hari. Jika ada lapisan tipis putih di atas permukaan, biarkan saja itu tanda fermentasi berjalan baik. Berikut beberapa penggunaan eco enzyme dan takarannya :
No | Penggunaaan | ECO ENZYME | AIR |
1 | Mencuci/merendam sayuran dan buah-buahan (direndam 15 menit untuk menghilangkan residu bahan kimia) | 1 CC | 200 CC |
2 | Mengepel lantai | 2 Tutup botol Eco Enzyme | 8 liter |
3 | Mencuci Pakaian | 2 Tutup botol Eco Enzyme + 1 Sendok Detergen | 1 Ember / Secukupnya |
4 | Menguras Toilet | 1 CC | 500 CC |
5 | Penyegar udara (dengan cara disemprotkan) | 1 CC | 500 CC |
6 | Mencegah penyumbatan saluran wastafel dan air limbah |
Bagikan